Kamis, 02 Februari 2012

SKRIPSI MOHAMMAD SYAHRIR









HUBUNGAN ANTARA KADAR KOLESTEROL DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS DI UPT LABORATORIUM KESEHATAN PALU





SKRIPSI





MOH. SYAHRIR
G 40107023






JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

MEI, 2011






HUBUNGAN ANTARA KADAR KOLESTEROL DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS DI UPT LABORATORIUM KESEHATAN PALU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (SI) Program Studi Biologi pada Jurusan Biologi FMIPA Universitas Tadulako

MOH.SYAHRIR
G 401 07 023



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO


JUNI2011



PERSETUJUAN PEMBIMBING




Judul               : Hubunganantara Kadar KolesteroldenganKejadian Diabetes
                        Melitus di UPT LaboratoriumKesehatanPalu.


Nama               : Moh. Syahrir


Stambuk          : G 40107023



Telahdiperiksadandisetujuiuntukdiajukanpada Seminar Hasil



                                                                                                Palu, Juni2011




Pembimbing I                                                              Pembimbing II




Musjaya. M. Guli, S.Si.,M.Si                                      dr. M. Sabir, M.Si
NIP.196701311999031001                                            NIP.197305262008011011




Mengetahui,
KetuaJurusanBiologi
FMIPA UniversitasTadulako




Drs. Elijonnahdi, M.Si
NIP. 196107251991031002
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Judul                           :    Hubungan antara Kadar Kolesterol dengan Kejadian Diabetes melitus di UPT Laboratorium Kesehatan palu.
Nama                           :   Moh. Syahrir
Stambuk                      :   G 401 07 023
Disetujui Tanggal        :   10 Juni 2011


DEWAN PENGUJI

1.      Ketua              : Drs. Elijonnahdi M.Si                       .......................
2.      Sekretaris        : Eny Yuniati, S.Si, M.Si                    ........................
3.      Penguji 1         : Miswan S.Pd, M.Si                           .......................
4.      Penguji 2         : Drs. Elijonnahdi M.Si                       .......................
5.      Penguji 3         : Musjaya M.Guli S.Si, M.Si               .......................
6.      Penguji 4         : dr. M. Sabir M.Si                              .......................
7.      Penguji 5         : Wahyu Harso S.Si, M.Si                   .......................

Mengetahui
Dekan FMIPAUniversitas Tadulako


Drs.Abdullah, MT
NIP:196202171991031002
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Palu,  Juni 2011
Penulis

                                        (Moh.Syahrir)
                                                                             NIM G 401 07 023











ABSTRAK

Penelitian tentang ”Hubungan antara Kadar Kolesterol dengan Kejadian Diabetes Melitus di UPT Laboratorium Kesehatan Palu ” telah dilaksanakan dari bulan Februari sampai Maret 2011 dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar kolesterol terhadap kejadian diabetes melitus. Metode penelitian yang digunakan adalah secara deskriptif analitik dan teknik pengambilan sampel menggunakan non random sample, yang menjadi populasi adalah keseluruhan jumlah pasien yang memeriksakan kadar kolesterol dan kadar glukosa darah. Hasil penelitian menunjukan jumlah individu yang memeriksakan kadar kolesterol dan kadar glukosa darah sebanyak 115, yang terdiri dari 57 individu yang memiliki kadar kolesterol tinggi dan 58 individu yang memiliki kadar kolesterol yang normal. Sedangkan pada pemeriksaan glukosa darah terdapat 66 individu yang memiliki kadar glukosa darah yang tinggi dan 49 individu yang memiliki kadar glukosa yang rendah.Hasil analisis Chi-Square,nilai  p = 0,002  (p < 0,05) berartisecarastatistikadahubunganbermaknaantararesponden kadar kolesteroldengankejadianpenyakitDiabetes Melitus. DengannilaiOdds Ratio (OR) =3,524yang artinyaseseorang yang memilikikadar kolesterol tinggi memiliki resiko 3 kali lebih besarmenderitaDiabetes Melitus, dibandingdenganseseorang yang memilikikadar kolesterol normal.

Kata kunci: Kadar Kolesterol, Diabetes Melitus









ABSTRACT

Research about " Relation of Rate Cholesterol with Occurence of Diabetes Melitus in UPT Laboratory Health of Palu " have been studied from Februari until March 2011 as a mean to know relationof cholesterol rate to occurence of diabetes melitus. Research method using is descriptively analytic and technique intake of sampel used the non sample random, population is the overall of patient checking cholesterol rate and blood glucose rate. Result of research showing is amount of individual checking cholesterol rate and blood glucose rate counted 115, what consist of 57 individual owning high cholesterol rate and 58 individual owning normal cholesterol rate. While at inspection of blood glucose there are 66 individual owning high blood glucose rate and 49 individual owning low glucose rate. Result analysis of Chi-Square, assess X2 = 10,676 (X2 tabel > 3,841) or p = 0,002 (p < 0,05) meaning statistically there is relation have a meaning of cholesterol rate responder with occurence of disease of Diabetes Melitus. With value of Odds Ratio (OR) = 3,524 is the meaning someone owning high cholesterol rate have risk 3 bigger to times suffer Diabetes Melitus, compared to with someone owning normal cholesterol rate.

Keyword: Rate Cholesterol, Diabetes Melitus









KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisannya dalam betuk skripsi dengan judul “Hubungan antara Kadar Kolesterol dengan Kejadian Diabetes Melitus di UPT Laboratorium Kesehatan Palu”. 
Penelitian ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi   Program Sarjana Strata Satu (SI) pada Jurusan Biologi FMIPA Universitas Tadulako. Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat berbagai hambatan dan masalah, namun berkat dukungan semua pihak dan saran-saran dari para dosen serta teman-teman mahasiswa, penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikansehinggamelaluikesempataniniterlebihdahulupenulisinginmemberikanucapanterimakasihkepadakedua Orang TuaPenulis, ayahandaIshak Bahren Thaiyeb dan ibundaMuslimah Matrani, sertaadikRaushan FikridanJihan Syafira yang telahmemberikansemangatkepadapenulisdanjugaterimakasih yang sebesar-besarnyadansetulusnyakepada :
1.      Bapak. Drs. Abdullah M.T., selakuDekanFakultasMatematika Dan ilmuPengetahuanAlamUniversitasTadulako
2.      Bapak Drs. Elijonnahdi, M.Si.,selakuKetuaJurusanBiologiFakultasMatematikadan ilmuPengetahuanAlam.
3.      Ibu DR. UmrahM.Si., selakuSekertarisJurusanBiologiFakultasMatematika Dan ilmuPengetahuanAlam.
4.      BapakMiswan, S.Pd, M.Si.,selakuDosenJurusanBiologi yang selalumemberikan support kepadapenulis.
5.      BapakMusjaya.M. Guli, S.Si, M.Si.,selakupembimbingIpenulisdanBapakdr. M. Sabir M.Si., yang sekaligusmenjadipembimbing II penulis yang telahikhlasdanpenuhkesabarandalammembimbingsertamemberikanarahan, petunjuk, dan saran kepadapenulis.
6.      BapakdanIbuDosensertastafPengajarJurusanBiologi yang telahmemberikanwaktunyaberkenanuntukmemberikanilmudanmembimbingkepadapenulisselamamenjalanistudi.
7.      BapakdanIbuDosenJurusanBiologi yang sedangmelanjutkan program Doktordansempatmengajarpenulis (BapakAsriPirade P S,Si, M.Si., danIbuAnnawatiS.Si, M.Si.).
8.      KepalaLaboratoriumKesehatanPaludanseluruhpegawaiLaboratoriumKesehatanPaluSulwesi Tengah. Khususnyakepada bapak Ivan S.Gommo S.K.M. yang telahmemberikanbimbinganselama berada di Laboratorium Kesehatan Palu.
9.      Seluruhkeluarga yang tidaksempatdituliskansatupersatunamanya.
10.  Saudara-saudarakuseangkatan 2007 dansemuaHimpunanMahasiswaBiologi (HMB) FMIPA UNTAD terimakasihatasmotivasinya.
11.  Seluruhpihak yang tidaksempat kami tuliskannamanya.
Denganketerbatasanpengetahuandankemampuan, penulisyakinbahwaskripsiinijauhdarisebuahkesempurnaan, olehkarenaitupenulissangatmengharapkankritikdan saran dariparapembaca.


Palu, Juni 2011
Penulis

MOH. SYAHRIR
G 401 07 023















MOTTO



Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(Al-Baqarah ayat 286)

Mencari ilmu itu wajib bagi seorang muslim laki-laki dan perempuan
(H.R. Buchori Muslim)

Hidup bahagia adalah dimana kita bisa membagi kebahagiaan itu dengan orang di sekitar kita
(Savique)

Jangan selalu katakan apa yang kau ketahui tapi selalu ketahui apa yang kau katakan
(Claudius)

Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua
kesalahan itu sendiri.
(Martin Vanbee)

Setiaptahapdalammencapaisebuahkesuksesan, pastiakanbertemudengansebuahkegagalan.Dalamkegagalanitulahmanusiabisamelihatsisilaindaridirinya.
(Mario Teguh).


Janganselalumengharappujiankarenasesungguhnyapujianitudapatmembuatlupaakankelemahansendiridanjanganmengesampingkankritikansesungguhnyakritikanitudapatmembangundiriuntukmenjadilebihbaik.
(Anisa).






PERSEMBAHAN


Skripsi ini aku persembahkan untuk
Allah SWT yang menjadikan aku lebih sabar, lebih semangat menjalani hidup dan selalu yakin
bahwa Allah selalu memberiku yang terbaik buat ku.
Ayahanda Ishak Bahren Thaiyeb  dan Ibunda Muslimah Matraniyang selalu mendukungku dengan doa-doa terbaiknya, mudah-mudahan aku
bisa memberi yang terbaik untuk mereka
Adikku, Raushan Fikri, Jihan Syafira, Sepupuku Mohammad Fahmi dan semuasahabat-sahabatku yang senantiasamemberikusemangat.

Yang telahmembakar apisemangatku:

AlmamaterkuUniversitasTadulako









DAFTAR  ISI
HALAMAN SAMPUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
HALAMAN PENGESAHAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iv
HALAMAN PERNYATAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
ABSTRACT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii
MOTTO . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   xi
PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   xii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . x
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .xii
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .xiii
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .xiv

I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................  4
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 4
1.5 Hipotesis Penelitian.................................................................................. 5
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diabetes Melitus......................................................................... 6
2.1.1Defenisi Diabetes Melitus............................................................... 6
2.1.2 Jenis Diabetes Melitus.................................................................... 7
2.1.3 Gejala Klinik Diabetes Melitus ...................................................  9
2.1.4 Faktor-faktor penyebab Diabetes Melitus....................................  9
2.1.5 Diagnosa Diabetes Melitus..........................................................11
2.1.6 Komplikasi Diabetes Melitus.......................................................11
2.2 Konsep Kolesterol.................................................................................12
2.2.1 Defenisi Kolesterol...................................................................... 12
2.2.2 Fungsi Kolesterol......................................................................... 13
2.2.3 Jenis Kolesterol............................................................................  14
2.2.4 Gangguan Kolesterol...................................................................  15
2.2.5 Sintesis Kolesterol.......................................................................  17
2.2.6 Balans Kolesterol.........................................................................  17
2.2.7 Metabolisme Kolesterol...............................................................  18
2.2.8 Mekanisme Transport Kolesterol dalam Tubuh..........................  18
2.2.9  Faktor-faktor yang mempengaruhi kolesterol............................  19
2.3 Hubungan Kolesterol dengan Diabetes Melitus............................................   20
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian.................................................................... 22
3.2 Lokasi Penelitian...................................................................................   22
3.3 Waktu Penelitian....................................................................................  22
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................   22
3.5 Tehnik Pengambilan Sampel.................................................................  24
3.6 Jenis Data..............................................................................................   24
3.7 Analisis Data.........................................................................................   25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengukuran kadar kolesterol dan kadar glukosa pasien............... 27
4.2 Hasil Analisis Statistik...........................................................................  35
4.3 Pembahasan...........................................................................................36
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................................  41
5.2 Saran......................................................................................................  41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................  42
LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................................  44




DAFTAR  TABEL

No.Teks  Hal
1.      Tabel Kontingensi 2 x 2.........................................................................  26
2.      Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan Kadar Kolesterol dan Kadar Glukosa berdasarkan Glukosa Darah Puasa (GDP) pada Pasien Laki-Laki yang datang ke UPT Laboratorium Kesehatan Palu........................................ 28
3.      Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan Kadar Kolesterol dan Kadar Glukosa berdasarkan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) pada Pasien Laki-Laki
yang datang ke UPT Laboratorium Kesehatan Palu............................... 30
4.      Tabel 4.3 Hasil pemeriksaan Kadar Kolesterol dan Kadar Glukosa berdasarkan Glukosa Darah Puasa (GDP) pada Pasien Perempuan
 yang datang ke UPT Laboratorium Kesehatan Palu.............................. 31
5.      Tabel 4.4 Hasil pemeriksaan Kadar Kolesterol dan Kadar Glukosa berdasarkan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) pada Pasien Perempuan
yang datang ke UPT Laboratorium Kesehatan Palu............................... 33
6.      Tabel4.5  Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol dengan Kadar Gula
diUPT Laboratorium Kesehatan Palu Kota palu 2011 ......................... 35








DAFTAR GAMBAR

No.Teks  Hal
1.      Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 ................................................. 7
2.      Kolesterol yang diproduksi hati dan sebagian dari makanan
sehari-hari ............................................................................................. 12
3.      Penumpukan lemak dan penyempitan arteri ........................................  15
4.      KerangkaPenelitianHubungan Kadar KolesteroldenganKejadian
Diabetes Melitus ................................................................................... 45
5.      KerangkaTeoriHubungan Kadar KolesteroldenganKejadian
Diabetes Melitus.................................................................................... 46
6.      KerangkaKonsepHubungan Kadar KolesteroldenganKejadian
Diabetes Melitus.................................................................................... 47
7.      Pengambilan Sampel darah Pasien ....................................................... 52
8.      Sampel darah Pasien yang telah diambil .............................................. 53
9.      Laboratorium Pemeriksaan Kadar glukosa dan Kadar Kolesterol........ 53
10.  Clinipette danTip .................................................................................. 54
11.  Reagen Cholesterol dan Reagen Glukosa ............................................. 54
12.  Sampel diinkubasi dengan menggunakan waterbatt.............................. 55
13.  Waterbatt ............................................................................................... 55
14.  Sampel dideteksi dengan menggunakan photometer 5010 ................... 56
15.  Photometer 5010 ................................................................................... 56


DAFTAR  LAMPIRAN

No.                                                      Teks                                                     Hal
1.      Kerangka Penelitian..............................................................................  45
2.      Kerangka Teori...................................................................................... 46
3.      Kerangka Konsep..................................................................................  47
4.      Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif..........................................  48
5.      Analisis Data ......................................................................................... 50
6.      Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 52
7.      Riwayat Hidup ...................................................................................... 56
8.      Master Tabel Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol dan Kadar Glukosa Darah di UPT Laboratorium Kesehatan Palu ......................................
9.      Master Tabel Pola Makan dan Pola Hidup pada Pasien yang Memeriksakan Kadar Glukosa Darah dan Kadar Kolesterol Darah....


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
Dalam sistem ketahanan nasional dikatakan bahwa segala upaya dalam peningkatan kesehatan diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi, memungkinkan orang hidup lebih sehat dan produktif, baik sosial maupun ekonomi. Hal ini terlihat dengan peningkatan usia harapan hidup sebagai wujud kemajuan peningkatan dan perkembangan teknologi. Namun disisi lain kemajuan tersebut dapat pula menimbulkan dampak negatif yaitu meningkatnya penyakit yang berhubungan dengan usia lanjut atau penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi, kolesterol dan penyakit jantung koroner. Penyakit tersebut diatas merupakan salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian cukup tinggi pada negara-negara maju maupun negara berkembang (Soeparman, 1999).
Di negara maju prevalensi penderita (kolesterol tinggi dan diabetes melitus) merupakan masalah kesehatan yang memerlukan penanganan yang lebih intensif. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang terus meningkat di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, diperkirakan 23,6 juta penduduk mengalami diabetes melitus, 90 – 95 % merupakan diabetes melitus tipe 2 yang umumnya didiagnosis setelah berumur 40 tahun (Sarwono, 1996). Menurut laporan Zimmet (1997) terdapat minimal 110,4 juta penderita diabetes didunia dengan prevalensi 1,2-22,0 %. Tahun 2000 diperkirakan meningkat 1,5 kali (menjadi 175,4 juta) dan tahun 2010 meningkat dua kali 239,3 juta. Menurut Askandar (1997) di Indonesia terdapat penderita diabetes minimal 2,5 juta.
Berdasarkan klasifikasi diabetes melitus menurut International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems  (ICD-10), DM dalam 50 peringkat utama penyebab kematian, rawat inap dan rawat jalan di RS di Indonesia selama tahun 2007.  Jumlah pasien keluar rawat inap di rumah sakit di Indonesia hasil diagnosis diabetes melitus tahun 2007 sebanyak 56.378 pasien, sedangkan kasus baru pada rawat jalan sebanyak 28.095 kasus (Sarwono, 1996).
Diabetes Melitus merupakan kelainan metabolisme yang terjadi karena berbagai penyebab, ditandai oleh kosentrasi glukosa darah yang tinggi, disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon insulin. Lemak memang sangat dibutuhkan dalam produksi berbagai hormon serta berperan penting terhadap kolesterol yang dapat ditranspor keseluruh tubuh, tetapi dalam konsumsi lemak tertentu yang berlebihan juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Kelebihan lemak ini akan memberikan efek yang cukup serius seperti hipertensi, obesitas dan diabetes melitus itu sendiri (Daryati dalam Baraas, F , 2004).
Beberapa penelitian mengungkapkan adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita diabetes dan kolesterol dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini dipengaruhi  beberapa faktor antara lain : Pola makan yang tidak seimbang, kurang olahraga, mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan karbohidrat, dan berhubungan dengan adanya peningkatan taraf hidup atau kemakmuran. Hal ini tercermin dari pola makan dikota-kota telah bergeser dari pola makan tradisional yang banyak mengandung serat dan sayur-sayuran ke pola makan yang banyak mengandung gula, protein, lemak, dan mengandung sedikit serat (Soeparman, 1999).
Laporan Dinas Kesehatan Provinsi mengkonfirmasikan bahwa diabetes termasuk diantara penyakit terbanyak di Provinsi Sulawesi Tengah, dari 10 penyakit terbanyak yaitu 13.549. Diabetes menduduki peringkat ke tujuh berjumlah 418 (3,1 %) penderita. Pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Undata, penderita diabetes berada di peringkat 10 dimana jumlah pasien 145 penderita (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 2004).
Peningkatan kadar kolesterol berkorelasi positif dengan bertambahnya resiko penyakit jantung koroner (PJK) dan hipertensi, namun sebaliknya hubungan antara tingkat kolesterol dan resiko diabetes melitus masih belum jelas (Hariawan, 2008)
Belum adanya data yang pasti mengenai hubungan kadar kolesterol dengan kejadian diabetes melitus tersebut, menjadi dasar bagi peneliti untuk mengevaluasi hubungan antara kadar kolesterol dengan kejadian diabetes militus.



1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas mendorong penulis untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang hubungan antara kadar kolesterol dengan kejadian diabetes militus, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah ada hubungan antara kadar kolesterol dengan kejadian diabetes melitus?
2.      Berapa besar peluang seseorang yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi menderita diabetes melitus dibandingkan dengan seseorang yang kadar kolesterolnya normal?
1.3    Tujuan Peneltian
1.         Untuk mengetahui hubungan antara kadar kolesterol dengan kejadian diabetes melitus di UPT Laboratorium Kesehatan Palu 2011.
2.         Untuk mengetahui besar resiko kadar kolesterol yang tinggi menderita diabetes melitus, dibandingkan dengan kadar kolesterol yang normal.
1.4    Manfaat Penelitian
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta memberikan referensi tambahan tentang hubungan antara kadar kolesterol dengan kejadian diabetes melitus.



1.5    Hipotesis Penelitian
1.      Ada hubungan antara kadar kolesterol dengan kejadian diabetes melitus.
2.      Ada peluang seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi juga menderita diabetes melitus dibanding dengan seseorang yang memiliki kadar kolesterol yang normal.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Konsep Diabetes Melitus
2.1.1   Defenisi Diabetes Melitus
Pada tahun 200 sebelum masehi merupakan orang yang pertama kali memberi nama diabetes yang berarti mengalir terus dan melitus yang berarti manis. Disebut diabetes karena selalu minum dalam jumlah yang banyak yang kemudian mengalir terus berupa urine. Disebut melitus karena urine penderita ini mengandung glukosa (Askandar, 1997).
Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan dimana kadar glukosa dalam darah seseorang menjadi tinggi karena kadar glukosa dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh (Askandar, 1997)
Pada orang yang sehat, karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi glukosa yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya insulin dalam tubuh, akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif.
Kadar glukosa yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air seni penderita akan mengandung glukosa. Selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi atau tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus dan lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal dan sebagainya. (Askandar, 1997).
2.1.2   Jenis Diabetes Melitus
Ada 4 jenis Diabetes Melitus (DM) yang utama yaitu :
a.         Diabetes Melitus Tipe I
Tipe I diabetes (Insulin Dependen Diabetes Melitus) disebabkan oleh sel-sel yang memproduksi insulin di dalam tubuh tidak berfungsi dan membuat hanya sedikit insulin atau tidak ada, tipe ini sekitar 1-20 % dari penderita diabetes melitus.
b.         Diabetes Melitus Tipe II
Tipe II DM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus) sering terjadi pada orang dewasa usia 40 tahun keatas, pada tipe ini pankreas masih berproduksi sejumlah insulin (Martahan, 2004).
Gambar 2.1 Perbedaan Diabetes Tipe I dan Tipe II
c.         Diabetes Kehamilan
Jenis ini tidak umum, jika seseorang mempunyai penderita DM dalam keluarga maka cenderung dalam kehamilan kemungkinan akan DM ini disebabkan juga pada waktu hamil terjadi stress dimana terjadi tekanan tambahan sehingga tubuh tidak mampu untuk memproduksi insulin yang cukup.
d.        Diabetes Melitus Terkait dengan Malnutrisi (DMTM)
Jenis ini sering ditemukan didaerah tropis dan negara berkembang. Bentuk ini disebabkan oleh adanya malnutrisi disertai dengan kekurangan protein yang nyata. Ini diduga oleh Sianida yang terdapat pada singkong yang menjadi sumber karbohidrat dibeberapa kawasan di Asia dan Afrika. Di Jawa Timur sudah dilakukan survai dan didapatkan dipedesaan adalah 1.47 % pedesaaan. Dan sebesar 21.2% dari kasus diabetes dipedesaan adalah DMTM. Diabetes jenis ini akan meningkat mengungat jumlah penduduk yang masih berada dibawah kemisikinan yang masih tinggi (Soeparman, 1999).
e.         Diabetes Melitus tipe lain
Pada tipe ini disebabkan oleh penyakit eksokrin pancreas, Endokrinopati, atau karena obat-obat zat kimia serta infeksi Rubella congenital (Martahan, 2004).

2.1.3   Gejala Klinik Diabetes Melitus.
1)        Poliuri
Kadar glukosa darah yang tinggi akan banyak mengeluarkan urin. Urin yang dikeluarkan dalam jumlah banyak yang sangat mengganggu penderita.
2)      Polidipsi / banyak minum
Perasaan haus yang dialami penderita karena banyaknya urine yang dikeluarkan. Untuk menghilangkan rasa haus itu, penderita banyak minum.
3)      Polifagi / banyak makan
Kalori dari makanan yang dimakan setelah dimetabolisasikan menjadi glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu penderita selalu merasa lapar dan selalu banyak makan (Soewondo, 1995).
Sedangkan gejala-gejala lainnya ditandai kelemahan akibat gangguan nutrisi tingkatan tingkat sel, gangguan penglihatan karena gangguan nutrisi pada sel-sel retina mata, dan lainnya (Gsianturi, 2005).
2.1.4   Faktor-faktor penyebab Diabetes Melitus
Secara singkat dapat dituliskan faktor-faktor apa yang mempertinggi risiko diabetes atau faktor penyebab dari diabetes adalah:
1.         Kelainan Genetika
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuh tak dapat menghasilkan insulin dengan baik (Gsianturi, 2005).
2.         Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun (Gsianturi, 2005).
3.         Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risiko kena diabetes. Kurang gizi (malnutrisi) dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas (gemuk berlebih) mengakibatkan gangguan kerja insulin (retensi insulin). Kurang gizi dapat terjadi selama kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia dewasa akibat diet ketat berlebih. Sedangkan kurang gizi pada janin mungkin terjadi karena ibunya merokok atau mengkonsumsi alkohol selama hamilnya. Sebaliknya, obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehingga cadangan gula darah yang disimpan di dalam tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80% penderita diabetes tipe II adalah mereka yang tergolong gemuk (Gsianturi, 2005).
4.         Kurang Olahraga
Dengan berolahraga secara teratur akan menurunkan resiko terhadap diabetes mellitus. Beberapa penelitian mengatakan dengan olahraga lima kali seminggu akan menghasilkan penurunan 21 % pada kasus penderita diabetes (Martahan, 2004).
5.         Pengaruh Geografis
Industrialisasi dan dampaknya mungkin salah satu penyebab diabetes tipe II. Bahan kimia beracun dan virus dapat memicu proses autoimun, yang mana membinasakan sel-sel (Martahan, 2004).
2.1.5   Diagnosa Diabetes Melitus
Pada screaning test biasanya menggunakan glukosa test ketepatan mesin tergantung dari jenis dan tekhnik yang dipakai. Pada permulaan test glukosa sewaktu yang diambil artinya kapan saja dan hari itu bisa diambil darahnya. Kosentrasi glukosa darah sewaktu 70-126 mg/dl. Apabila kadar glukosa melebihi normal maka dapat dikatakan pasien tersebut terkena diabetes melitus (Yulizar, 2005).
2.1.6   Kompilikasi Diabetes Melitus
Komplikasi yang sering timbul dari pasien diabetes adalah Neuropati (68,16%), PJK (29,65%), Hipertensi (39,94%), Hiperkolesterol (26,9 %), Infeksi (20,5%), nefropati (31,56 %) dan Hipertrigliserida (42,4%) (Yulizar, 2005).
2.2    Konsep kolesterol
2.2.1   Defenisi Kolesterol
Menurut Marvyn (1995) kolesterol adalah zat lemak yang merupakan unsur pokok semua lemak hewani dan khususnya banyak dalam otak, hati dan bagian dalam lainnya, kuning telur dan krim mentega.
Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel (Siswono, 2006).







Gambar 2.2 Kolesterol yang diproduksi hati dan sebagian dari makanan
sehari-hari.
Tubuh menggunakan kolesterol untuk :
1)        Hormon seks (yang merupakan perintis dimana di dhasilkan oleh kelenjar tubuh).
2)        Vitamin D (Sebagai bahan dasar dalam mempoduksi kolesterol).
3)        Asam empedu (merupakan komponen penting dalam sistem pencernaan dan penyerapan lemak).
4)        Hormon korteks adrenal (penting bagi metabolisme dan keseimbangan darah dalam tubuh (Marvyn, 1995).
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi, apabila suplai makanan ini seimbang dengan kebutuhan, maka tubuh kita akan tetap sehat.
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut Lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai ‘pembawa’ (carier) kolesterol dalam darah, jenis kolesterol yang kita kenal adalah kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL) (Anonymous, 2004).
2.2.2   Fungsi Kolesterol
Fungsi kolesterol dalam tubuh antara lain merupakan zat essensial untuk membran sel tubuh, merupakan bahan pokok untuk pembentukan garam empedu yang sangat diperlukan untuk pencernaan makanan dan merupakan bahan baku untuk membentuk hormon steroid misalnya estrogen dan progesteron pada wanita, testosteron pada laki-laki, kortikosteroid dan lain-lain (Anonymous, 2004).
2.2.3   Jenis Kolesterol
Lemak dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Dalam hati kolesterol trigliserida bergabung dengan protein tertentu akan membuat lemak HDL (High Density Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein).
HDL (High Density Lipoprotein) merupakan lipoprotein yang mengandung Apo.A yang memberi efek anti enterogenik, sehingga disebut dengan kolesterol baik, fungsi utamanya adalah membawa kolesterol dari endotel dan mengirimkannya ke pembuluh darah perifer, keluar tubuh lewat empedu. Dengan demikian penimbunan kolesterol di perifer menjadi berkurang tetapi pada orang gemuk, perokok berat, penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol dan orang yang kurang gerak kadar kolesterolnya dalam jumlah yang banyak. (Wiryowidagdo, 2002).
LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan Lipoprotein yang mengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan jaringan tubuh dan pembuluh nadi. LDL sering disebut kolesterol jahat karena efek enterogenik (mudah mendekat pada dinding pembuluh darah), sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak dan penyempitan pembuluh darah (Arterosklerosis).








Gambar 2.3 Penumpukan lemak dan penyempitan arteri
Kadar LDL dalam darah sangat tergantung dari lemak yang masuk, semakin tinggi lemak yang masuk semakin menumpuk pula LDL, ini disebabkan karena LDL merupakan lemak jenuh yang tidak larut (Wiryowidagdo, 2002).
2.2.4   Gangguan Kolesterol
a.         Dislipesimia Primer
Displidemia primer adalah gangguan lemak (meningkatnya kolesterol) yang terbagi dari dua bagian :


1)        Hiperkolesterol Poligenik
Biasanya terjadi peningkatan ringan atau sedang,  beberapa faktor yang menyebabkan tingginya kolesterol ini adalah berkurangnya fungsi reseptor LDL, berkurangnya daya metabolisme kolesterol dan meningkatnya kadar kolesterol.
2)        Hiperkolesterol familia
Adalah meningkatnya kolesterol sangat dominan akibat ketidakmampuan reseptor LDL. Penderita biasanya akan  mendapat gangguan penyakit jantung koroner dengan ketinggian kadar kolesterol mencapai 1000 mg/dl (Wiryowidagdo, 2002).
b.         Displidemia sekunder
Displidemia sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit tertentu seperti infeksi, stress atau kurang gerak (olahraga), banyak konsumsi lemak. Studi framigan menunjukkan kadar kolesterol pada laki-laki meningkat sampai usia 60 tahun lalu turun, pada perempuan peningkatan lebih bertahap pada usia 55-60 tahun walaupun masih tetap lebih tinggi  kira-kira 10 mg/dl daripada laki-laki (Wiryowidagdo, 2002).



2.2.5   Sintesis Kolesterol
Kolesterol dibentuk melalui asetat yang diproduksi dari nutrient dan energi beserta hasil metabolisme lainnya. Disamping kolesterol, asam lemak menjadi lemak tubuh dalam proses metabolisme energi.
Apabila sumber energi berlebih, maka mengakibatkan pembentukan asetat sebagai perantara juga berlebih dan lemak tubuh juga bertambah. Demikian juga dengan pembentukan kolesterol, sehingga pada mereka yang mengalami akan membentuk kolesterol lebih banyak 20 % dari orang yang berat badannya normal. Pembentukan kolesterol melalui asetat yang merupakan proses yang kompleks, diantaranya yang memegang peranan penting adalah enzim reduktase HMG-COA. Selain itu kolesterol juga dapat mengawasi produksi kolesterol dalam tubuh. Membatasi konsumsi kolesterol akan dapat menaikkan produksi kolesterol di dalam tubuh apabila sistem kerja enzim tidak normal (Anonymous, 2004).
2.2.6   Balans Kolesterol
Dalam keadaan normal, kolesterol disintesis dalam tubuh sejumlah dua kali dari kadar kolesterol dalam makanan yang dimakan. Kolesterol yang disintesis di ubah menjadi jaringan, hormon dan vitamin yang kemudian beredar di dalam tubuh melalui darah. Tetapi, ada juga kolesterol kembali ke hati untuk diubah menjadi asam empedu dan garamnya. Hasil sintesis kolesterol disimpan dalam jaringan tubuh (Ganong, 1995).
2.2.7   Metabolisme kolesterol
Kolesterol diserap dari usus dan digabung dalam kilomikron yang dibentuk di dalam mukosa. Setelah kilomikron melepaskan trigliseridanya di dalam jaringan adiposus, maka sisa kilomikron membawa kolesterol ke dalam hati. Hati dan jaringan lain juga mensintesis kolesterol. Sejumlah kolesterol di dalam hati diekskresikan kedalam empedu, keduanya dalam bentuk bebas dan sebagai asam empedu. Sejumlah kolesterol empedu diserap kembali dari usus. Kebanyakan kolesterol di hati digabung ke dalam VLDL dan semuanya bersirkulasi didalam komplek lipoprotein. Umpan balik menghambat sintesisnya sendiri dengan menghambat hidroksi – metilglutaril - KOA resduktase enzim yang mengubah β – hidroksil – β - metilgutaril - KOA asam mevalonat sehingga bila masukkan kolesterol tinggi dengan diet tinggi, maka sintesis kolesterol hati menurun. Sebaliknya kompensasi umpan balik tidak lengkap karena diet yang rendah dalam kolesterol dan lemak jenuh menyebabkan penurunan dalam kolesterol darah yang bersikulasi (Ganong, 1995).
2.2.8   Mekanisme Transport kolesterol dalam tubuh
Lemak dalam tubuh diangkat dari satu tempat ke tempat yang lain karena lemak bersifat tidak larut dalam air, maka untuk mengangkut lemak tersebut diperlukan suatu alat apoprotein yaitu suatu jenis protein. Apoprotein dengan lemak yang diangkutnya membentuk suatu lipoprotein.
Ada 4 jenis lipoprotein :
1.         Kilomikron
Komponen utamanya trigliserida (90-95%) yang berasal dari makanan. Plasma yang banyak mengandung kilomikron akan berwarna seperti susu.
2.         Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
Berfungsi terutama untuk mengangkut trigliserida yang dibentuk oleh hepar.
3.         Low Density Lipoprotein (LDL)
Komponen terdiri dari protein 25 % dan kolesterol 40% berfungsi terutama untuk mengangkut kolesterol.
4.         High Density Lipoprotein (HDL)
Komponen utama terdiri dari protein 50 % dan kolesterol 20 % berfungsi utama untuk mengangkut kolesterol dan fosfolipid (Daryati 2004, dalam Ganong 1995).
2.2.9   Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol
a.         Jenis Kelamin, pria mempunyai resiko kadar kolesterol lebih tinggi daripada wanita.
b.         Umur, semakin bertambah umur, maka semakin tinggi pula kadar kolesterol dalam tubuh, sehingga semakin tinggi faktor resiko. Resiko paling tinggi pada umur 40 tahun keatas.
c.         Keturunan atau faktor genetik, hiperkolestrolemia dapat merupakan faktor genetik.
d.        Kegemukan atau obesitas, penumpukan lemak pada jaringan tubuh, memerlukan penggunaan kolesterol yang lebih pula.
e.         Gula Darah atau Diabetes Melitus yang tidak diobati dapat menyebabkan kadar kolesterol dalam darah.
f.          Hormon tiroid dan estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Ganong, 1995).
2.3    Hubungan Kolesterol dengan Diabetes Melitus
Pada Diabetes Melitus, kadar kolesterol akan meningkat akan mempercepat penyakit vascular atherosklerotik. Hal tersebut merupakan komplikasi utama diabetes jangka panjang pada manusia (Ganong, 1995).
Apabila kadar insulin berkurang dalam darah, maka gula darah tidak bisa diproses menjadi energi akibatnya kadar gula dalam darah akan meningkat berlebihan. Gula yang berlebihan akan merusak pembuluh darah, karena gula tidak bisa diproses menjadi energi pada penderita Diabetes Melitus. Maka energi terpaksa dibuat dari sumber lain seperti lemak dan protein. Akibatnya kolesterol yang terbentuk pada metabolisme lemak dan protein bisa menumpuk dan mengancam pembuluh darah. Prevalensi hiperkolesterolemia pada Diabetes Melitus sangat tinggi yaitu 20-90 %. Proses atherosclerosis, akan menyerang hampir seluruh pembuluh darah, terutama jaringan pembuluh perifer. Keadaan inilah yang merupakan dasar timbulnya berbagai komplikasi DM (Baraas, 1998).
Kelebihan karbohidrat dalam tubuh diubah menjadi lemak, perubahan ini terjadi di dalam hati. Lemak ini kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah yang terbatas.
Oleh karena itu, kondisi hiperglikemia yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang, akan menyebabkan perubahan fungsi dan metabolisme lemak. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan kerusakan jaringan, dan kerusakan inilah yang akan menimbulkan komplikasi-komplikasi. Untuk menghindari resiko timbulnya komplikasi diabetik, penderita Diabetes Melitus harus mengontrol dan mengendalikan kadar gula dalam darah dalam jangka panjang. Pengendalian kadar gula dalam darah secara ketat akan memperbaiki pula kadar kolesterol dalam darah (Sarwono, 1996).








BAB III
METODE PENELITIAN
3.1         Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian observasional (Analitik) dengan pendekatan Cross Sectional Study, yaitu untuk melihat dinamika hubungan variabel bebas dan variabel terikat pada saat yang bersamaan (Notoadmojo, 2000).
3.2     Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah di UPT Laboratorium Kesehatan Palu.
3.3     Waktu Penelitian
Waktu Penelitian mulai dari Februari 2011 sampai dengan Maret 2011.
3.4     Populasi dan sampel
1.        Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan yang memeriksakan kadar glukosa darah dan kadar kolesterol di UPT Laboratorium Kesehatan Palu.
2.        Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang memeriksakan kadar glukosa darah dan kadar kolesterol di UPT Laboratorium Kesehatan Palu.

1.         Pemeriksaan kadar glukosa
Pemeriksaan kadar gula dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien yang datang ke laboratorium kesehatan, dengan prosedur sebagai berikut :
Memasukkan reagen glukosa ke dalam tabung reaksi sebanyak 1000 µl (1 cc), kemudian menambahkan serum darah 10 µl, kemudian sampel darah tersebut diinkubasi pada suhu 37oC selama 5 menit, lalu dideteksi dengan fotometer.
Keterangan      : Kadar gula dikatakan tinggi, bila dalam hasil
  pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP) ≥ 125
  dan kadar glukosa sewaktu (GDS)  ≥ 200 mg/dl.
  Kadar gula dikatakan normal bila dalam hasil
  pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP) < 125
  mg/dl dan kadar glukosa sewaktu (GDS) < 200 mg/dl.
2.         Prosedur pemeriksaan kadar kolesterol
Pemeriksaan kadar kolesterol dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien yang datang ke laboratorium kesehatan, dengan prosedur sebagai berikut :
Memasukkan Reagen cholesterol sebanyak 1000 µl (1 cc) kedalam tabung reaksi lalu menambahkan serum darah 10 µl lalu diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37oC lalu dideteksi dengan menggunakan fotometer.
Keterangan      : Kadar kolesterol dikatakan tinggi, bila dalam hasil
 pemeriksaan kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl,
 Kadar kolesterol dikatakan normal, bila dalam hasil
 pemeriksaan kadar kolesterol < 200 mg/dl.
Dalam pemeriksaan kadar glukosa darah dan kadar kolesterol ini menggunakan Quality control internal yang dikerjakan bersama-sama dengan serum pasien.
3.5         Tehnik Pengambilan sampel
Tehnik pengambilan sampel secara non random sampling yaitu sampel yang diambil adalah semua pasien yang datang pada saat dilakukan penelitian yaitu mulai dari Februari 2011 sampai dengan Maret 2011 (Notoatmodjo, 2002).
3.6         Jenis Data
a.         Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh melalui wawancara dan pengukuran langsung pada pasien rawat jalan di UPT Laboratorium Kesehatan Palu.


b.        Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan diperoleh dari beberapa literatur, laporan penelitian dan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dan UPT Laboratorium Kesehatan Palu.
3.7         Analisis Data
1)        Analisis Univariat
Tujuannya adalah untuk melihat distribusi frekuensi dari setiap variabel terikat dan variabel bebas yang masuk dalam variabel penelitian.
2)        Analisis Bivariat
Tujuannya adalah untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik Chi-Square, dan menggunakan tingkat kepercayaan 95 % dengan alfa (α) = 0.05. Rumus Chi-Square adalah sebagai berikut :
X2  =          ( o – e ) 2
  
                       e
Keterangan :
o    = Nilai Observasi
e    = Nilai Harapan
H1 diterima jika X2 hitung > X2 Tabel atau p < α


Tabel 1. Kontingensi 2 x 2
Hasil test
Paparan
Jumlah
Terpapar
Tidak terpapar
Positif
A
b
a + b
Negatif
C
d
c + d
Total
a + c
b + d
a + b + c + d
Keterangan :
a   =  Kelompok terpapar dengan hasil tes positif
b   =  Kelompok tidak terpapar dengan hasil tes positif
c   =  Kelompok terpapar dengan hasil tes negatif
d   =  Kelompok tidak terpapar dengan hasil tes negatif
Tabel 1. Tabel Kontingensi 2 x 2 ( Hubungan antara Kadar Kolesterol dengan Kejadian Diabetes Melitus).







BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pemeriksaan kadar kolesterol dan kadar glukosa darah sejumlah 115 pasien yang datang memeriksakan darahnya ke UPT Laboratorium Kesehatan palu, diperoleh hasil sebagai berikut :
4.1              Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol dan Kadar Glukosa Pasien
Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah merupakan sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan yang bukan berasal dari manusia untuk penentuan penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang berpengaruh pada perorangan dan masyarakat.
Pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2011 di UPT Laboratorium Kesehatan Palu. Adapun jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 115 yang merupakan semua pasien yang memeriksakan kadar kolesterol dan kadar gula darah (total populasi), dengan jumlah laki-laki 54 orang dan perempuan 61 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :




Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan Kadar Kolesterol dan Kadar Glukosa berdasarkan Glukosa Darah Puasa (GDP) pada Pasien Laki-Laki yang datang ke UPT Laboratorium Kesehatan Palu.
No
Sampel Ke
Umur
Kadar Kolesterol
Kadar Glukosa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
7
9
10
11
12
16
19
20
22
32
33
36
38
40
41
43
44
45
51
65
66
68
69
70
72
74
75
76
79
80
82
105
106
109
111
112
113
115
50 tahun
37 tahun
51 tahun
57 tahun
34 tahun
37 tahun
52 tahun
57 tahun
41 tahun
50 tahun
57 tahun
50 tahun
64 tahun
39 tahun
60 tahun
71 tahun
49 tahun
42 tahun
36 tahun
63 tahun
51 tahun
58 tahun
64 tahun
39 tahun
56 tahun
37 tahun
67 tahun
46 tahun
33 tahun
52 tahun
67 tahun
63 tahun
79 tahun
46 tahun
64 tahun
39 tahun
57 tahun
70 tahun
282
175
209
184
124
147
320
200
216
188
213
126
183
139
233
173
228
205
215
136
170
187
221
182
170
296
186
200
193
218
229
139
152
174
243
266
127
195
209
77
126
103
86
71
128
127
128
73
161
209
128
73
233
104
79
73
84
147
69
71
88
86
82
68
84
173
74
124
71
64
114
202
236
287
142
84
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari jenis kelamin laki-laki yang memeriksakan kadar glukosa puasanya berjumlah sebanyak 38 pasien, 12 pasien diantaranya memiliki kadar glukosa darah yang tinggi (≥ 125 mg/dl). Dengan melihat tabel tersebut, pasien yang memiliki kadar glukosa darah yang tinggi, 9 diantaranya juga memiliki kadar kolesterol yang tinggi (≥ 200 mg/dl).
Selain itu, pada tabel tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa pasien yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi namun tidak menderita diabetes melitus. Hal ini dapat terlihat pada sampel ke 44, 45, 41, 69, 74, 76, 80 dan 82. Sebaliknya, berdasarkan tabel diatas ada beberapa pasien yang memiliki kadar kolesterol normal, namun menderita diabetes mellitus. Hal ini dapat terlihat pada sampel ke 36, 38 dan 109.
Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan Kadar Kolesterol dan Kadar Glukosa berdasarkan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) pada Pasien Laki-Laki yang datang ke UPT Laboratorium Kesehatan Palu.
No
Sampel Ke
Umur
Kadar Kolesterol
Kadar Glukosa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
5
6
8
25
30
35
46
57
59
84
85
91
99
100
101
107

67 tahun
50 tahun
65 tahun
55 tahun
47 tahun
63 tahun
52 tahun
39 tahun
51 tahun
75 tahun
63 tahun
54 tahun
52 tahun
37 tahun
42 tahun
64 tahun
302
212
232
118
178
272
304
162
188
185
223
195
167
164
183
220

312
252
223
253
232
261
380
290
268
116
301
80
119
123
209
211

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari jenis kelamin laki-laki yang memeriksakan kadar glukosa sewaktunya (GDS) berjumlah sebanyak 16 pasien, 12 pasien diantaranya memiliki kadar glukosa darah yang tinggi (≥ 200 mg/dl). Dengan melihat tabel tersebut, pasien yang memiliki kadar glukosa darah yang tinggi, 7 pasien diantaranya juga memiliki kadar kolesterol yang tinggi (≥ 200 mg/dl).
Selain itu, pada tabel tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa pasien yang memiliki kadar kolesterol normal, namun menderita diabetes melitus. Hal ini dapat terlihat pada sampel ke 25, 30, 57, 59 dan 101.



























Tabel 4.3 Hasil pemeriksaan Kadar Kolesterol dan Kadar Glukosa berdasarkan kadar glukosa puasa (GDP) pada Pasien Perempuan yang datang ke UPT Laboratorium Kesehatan Palu.
No
Sampel Ke
Umur
Kadar Kolesterol
Kadar Glukosa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
13
14
15
17
18
27
31
37
39
42
47
48
49
52
53
54
55
58
61
62
63
64
73
81
86
90
92
95
103
114
30 tahun
39 tahun
52 tahun
35 tahun
63 tahun
73 tahun
35 tahun
66 tahun
35 tahun
35 tahun
40 tahun
54 tahun
58 tahun
63 tahun
43 tahun
52 tahun
53 tahun
35 tahun
58 tahun
62 tahun
55 tahun
56 tahun
45 tahun
77 tahun
37 tahun
49 tahun
56 tahun
26 tahun
51 tahun
72 tahun
147
171
145
193
186
178
175
221
208
138
213
241
213
239
134
156
245
171
209
212
109
206
186
234
193
222
150
156
249
179
81
71
94
78
79
240
67
214
145
209
265
254
158
76
67
82
98
88
87
87
163
140
91
80
145
75
211
60
66
92
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari jenis kelamin perempuan yang memeriksakan kadar glukosa puasanya berjumlah sebanyak 30 pasien, 11 pasien diantaranya memiliki kadar glukosa darah yang tinggi (≥ 125 mg/dl). Dengan melihat tabel tersebut, pasien yang memiliki kadar glukosa darah yang tinggi, 6 diantaranya juga memiliki kadar kolesterol yang tinggi (≥ 200 mg/dl).
Selain itu, pada tabel tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa pasien yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi namun tidak menderita diabetes melitus. Hal ini dapat terlihat pada sampel ke 52, 55, 61, 62, 81, 90 dan 103. Sebaliknya, berdasarkan tabel diatas ada beberapa pasien yang memiliki kadar kolesterol normal, namun menderita diabetes melitus. Hal ini dapat terlihat pada sampel ke 27, 42, 63, 86, dan 92.





























Tabel 4.4 Hasil pemeriksaan Kadar Kolesterol dan Kadar Glukosa berdasarkan kadar glukosa sewaktu (GDS) pada Pasien Perempuan yang datang ke UPT Laboratorium Kesehatan Palu.
No
Sampel Ke
Umur
Kadar Kolesterol
Kadar Glukosa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
21
23
24
26
28
29
34
50
56
60
67
71
77
78
83
87
88
89
93
94
96
97
98
102
104
108
110
60 tahun
44 tahun
71 tahun
64 tahun
40 tahun
38 tahun
48 tahun
50 tahun
65 tahun
46 tahun
50 tahun
61 tahun
36 tahun
48 tahun
62 tahun
41 tahun
60 tahun
41 tahun
38 tahun
73 tahun
54 tahun
52 tahun
72 tahun
42 tahun
54 tahun
39 tahun
57 tahun
51 tahun
28 tahun
56 tahun
69 tahun
210
276
208
321
204
216
244
217
200
197
171
268
146
162
200
224
183
128
184
214
221
139
211
130
216
146
229
203
147
236
204
324
210
269
272
65
93
208
212
234
355
80
216
72
334
115
213
238
118
202
101
212
84
208
97
269
216
207
218
231
243
106
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari jenis kelamin perempuan yang memeriksakan kadar glukosa sewaktunya berjumlah sebanyak 31 pasien, 21 pasien diantaranya memiliki kadar glukosa darah yang tinggi (≥ 200 mg/dl). Dengan melihat tabel tersebut, pasien yang memiliki kadar glukosa darah yang tinggi, 15 diantaranya juga memiliki kadar kolesterol yang tinggi (≥ 200 mg/dl).
Selain itu, pada tabel tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa pasien yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi namun tidak menderita diabetes melitus. Hal ini dapat terlihat pada sampel ke 21, 23, 67, 87 dan 110. Sebaliknya, berdasarkan tabel diatas ada beberapa orang yang memiliki kadar kolesterol normal, namun menderita diabetes mellitus. Hal ini dapat terlihat pada sampel ke 29, 60, 77, 83, 97, dan 104.













4.2              Hasil Analisis Statistik
Berdasarkan data hasil pemeriksaan kadar kolesterol dan kadar glukosa pasien yang datang memeriksakan ke UPT Laboratorium Kesehatan, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square yang dibantu oleh software SPSS. Hal ini dilakukan untuk melihat dinamika hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, yang hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.5  Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol dengan Kadar Gula di UPT Laboratorium Kesehatan Palu Kota palu 2011

Kadar Kolesterol
Kejadian Diabetes Melitus
Total
X2
P
Value
OR
95 % CI
Menderita
Tidak menderita
n
  %
n
%
Tinggi
38
66,7
12
33,3
60
10,676 (0,002)
3,524
(1,3446.242)

Normal
21
36,2
37
63,8
58
Jumlah
66
57,4
49
42,6
115
Pada tabel di atas menunjukkan, bahwa seseorang yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi lebih besar kemungkinan menderita penyakit Diabetes Melitus, dengan proporsi 66,7%. Sedangkan seseorang yang memiliki kadar kolesterol yang normal lebih kecil kemungkinan menderita penyakit Diabetes Melitus, yaitu dengan proporsi 36,2%.
Berdasarkan  hasil  uji “Chi Square” nilai  X2 = 10,676 dimana H1 diterima jika nilai X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (3,841) atau p = 0,002 dimana (p < 0,05) berarti secara statistik ada hubungan bermakna antara kadar kolesterol dengan kejadian penyakit Diabetes Melitus. Dengan nilai Odds Ratio (OR) = 3,524 yang artinya seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi mempunyai resiko 3 kali lebih besar menderita penyakit Diabetes Melitus, dibanding dengan seseorang yang memiliki kadar kolesterol normal.
4.3              Pembahasan
Kolesterol atau kadar lemak dalam darah umumnya berasal dari menu makanan yang dikonsumsi. Semakin banyak konsumsi makanan berlemak, maka akan semakin besar peluangnya untuk menaikkan kadar kolesterol. Contoh makanan tersebut seperti gorengan, minyak kelapa, durian, daging, kacang tanah, dan sejenisnya. Dengan meningkatnya kadar kolesterol darah maka dapat menimbulkan kompilikasi-komplikasi penyakit lain, diantaranya diabetes melitus.
Dalam pemeriksaan kadar kolesterol dan kadar glukosa darah, masing-masing dikategorikan menjadi 2 yaitu kadar kolesterol tinggi apabila dalam hasil pemeriksaan nilainya ≥ 200 mg/dl. Sebaliknya, kadar kolesterol normal apabila dalam hasil pemeriksaan nilainya < 200 mg/dl. Sedangkan untuk pemeriksaan glukosa darah, dikatakan seseorang menderita diabetes melitus apabila dalam hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa ≥125 mg/dl dan kadar gula sewaktu ≥ 200 mg/dl. Sebaliknya, dikatakan tidak menderita diabetes apabila dalam hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa < 125 mg/dl dan kadar gula sewaktu < 200 mg/dl.
Berdasarkan hasil pengukuran pasien yang memeriksa kadar kolesterol dan kadar glukosa darah menunjukkan bahwa semua pasien laki-laki dan perempuan yang memeriksakan kadar gula puasa maupun kadar gula sewaktu diperoleh sebanyak 115 pasien. Dari 66 pasien memiliki kadar glukosa yang tinggi, 38 pasien diantaranya diikuti dengan peningkatan kadar kolesterol. Menurut sarwono (1999), jika seseorang memiliki kadar gula yang tinggi yaitu ≥ 125 mg/dl atau  ≥ 200 mg/dl, yang diikuti dengan meningkatnya kadar kolesterol darah maka dapat di indikasikan pasien tersebut menderita diabetes melitus.
Berdasarkan hasil tersebut juga menunjukkan seseorang yang kadar kolesterolnya tinggi namun tidak menderita Diabetes Melitus. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, diantaranya ialah faktor genetik, artinya pada penderita kolesterol tinggi tidak ada turunan genetik dari orang tua yang menderita diabetes sehingga apabila kadar kolesterolnya tinggi tidak diikuti dengan diabetes melitus. Sebaliknya, seseorang yang kadar kolesterolnya normal namun dapat menderita diabetes, hal ini disebabkan karena turunan genetik dari orang tua sangat berpeluang kepada anak-anaknya untuk menderita diabetes walaupun kadar kolesterolnya normal. Genetik sangat berpengaruh terhadap penyakit diabetes melitus, dimana DNA mengatur semua aktifitas dalam tubuh diantaranya mengatur fungsi organ-organ. Jika DNA seseorang mengalami kerusakan maka kemampuan organ untuk melakukan fungsinya akan terganggu, jadi kerja pankreas pun terganggu dalam mensekresi insulin sehingga glukosa tinggi yang berada dalam pembuluh darah tidak dapat dinetralkan seluruhnya, dalam kondisi ini akan menyebabkan terjadinya penyakit diabetes melitus.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis Chi-Square menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi lebih besar kemungkinan menderita penyakit diabetes melitus. Sedangkan seseorang yang memiliki kadar kolesterol normal lebih kecil kemungkinan menderita penyakit diabetes melitus (tabel 4.5).
Menurut asumsi peneliti, sel disusun oleh glikoprotein dan lipoprotein. Seseorang yang kadar kolesterolnya tinggi terjadi penumpukan lemak (lipoprotein) pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis) yang kemudian masuk ke dalam sel, membuat permeabilitas sel menjadi rendah sehingga sel menjadi tebal. Dalam kondisi tersebut, glukosa yang berada di dalam aliran darah menjadi pekat dan tidak dapat masuk ke dalam sel untuk menghasilkan energi sehingga tetap berada di dalam darah, akibatnya hormon insulin yang disekresi oleh pankreas tidak mencukupi karena tidak adanya energi dimana insulin berperan untuk memasukkan glukosa ke dalam sel. Jadi apabila kerja insulin terganggu maka menyebabkan terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah, yang disebut dengan Diabetes Melitus.
Kejadian tersebut diatas tidak lepas dari pola makan masyarakat di kota palu yang telah bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran, ke pola makan yang moderen dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam dan mengandung sedikit serat. Komposisi makanan seperti ini terutama terdapat pada makanan siap santap yang sangat digemari oleh masyarakat kota palu. Disamping itu pola hidup yang sangat sibuk dengan pekerjaan dari pagi sampai sore bahkan biasanya pada malam hari masih bekerja menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk berolahraga. Hal ini didukung oleh data sekunder yang diperoleh, menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi juga menderita diabetes melitus tidak mengontrol pola makannya dan memiliki gaya hidup yang kurang sehat.
Berdasarkan uji statistik ada hubungan bermakna antara kadar kolesterol dengan kejadian penyakit Diabetes Melitus yaitu. Dan hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa seseorang yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi atau > 200 mg/dl mempunyai peluang 3 kali beresiko menderita penyakit diabetes melitus, dibanding dengan seseorang yang kadar kolesterolnya normal.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sarwono (2003), bahwa bentuk kolesterol LDL pada penderita diabetes lebih padat dengan ukuran yang lebih kecil yang sering disebut Small Dense LDL, sehingga mudah sekali masuk kedalam lapisan pembuluh darah yang lebih dalam. Bentuk kolesterol LDL ini karena lebih bersifat aterogenik (lebih mudah menempel pada pembuluh darah dan lebih mudah membentuk plak).
Penelitian epidemiologi oleh Soeparman (1999) membuktikan bahwa prevalensi kadar kolesterol yang tinggi (Hiperkolesterolemia) 2-3 kali lebih tinggi menderita diabetes melitus dibandingkan dengan kadar kolesterol yang normal. Selain itu pada penelitian Soegondo (1999) menjelaskan bahwa terjadi penurunan konsentrasi HDL sebanyak 2 kali pada pasien diabetes melitus di salah satu rumah sakit di jakarta. Dan pada penelitian Boedisantoso tahun 1999 menemukan peningkatan kadar LDL pada 43,5% dari 460 pasien diabetesnya sedangkan pada 4666 orang non diabetes hanya 23,1% saja.
Berdasarkan data Laboratorium Kesehatan tahun 2010 menunjukkan bahwa dari 945 pasien yang memeriksakan kadar kolesterol dan kadar glukosa terdapat 519 pasien menderita penyakit Diabetes Melitus yang juga kadar kolesterolnya tinggi (Hiperkolesterolemia). Hal ini membuktikan bahwa memang ada hubungan antara kadar kolesterol tinggi terhadap kejadian Diabetes Melitus.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Ada hubungan bermakna antara kadar kolesterol dengan kejadian penyakit Diabetes Melitus yaitu dengan nilai  p = 0,002 dimana (p < 0,05)
2.      Ada peluang bagi seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi juga menderita diabetes melitus, dimana Nilai OR = 3,524, artinya seseorang yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi mempunyai peluang 3 kali beresiko menderita penyakit Diabetes Melitus, dibanding dengan  orang yang memiliki kadar kolesterol yang normal.
B.       Saran
1.      Bagi instansi yang terkait diharapkan untuk meningkatkan promosi dan penyuluhan kesehatan mengenai pola hidup sehat dan menghindari pola hidup yang beresiko.
2.      Bagi masyarakat diharapkan menghindari pola hidup yang beresiko, dengan mengkonsumsi pola makanan yang sehat dan seimbang, disertai dengan olah raga yang teratur.
3.      Untuk Peneliti lain perlu adanya penelitian lanjutan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan penyakit Hiperkolesterol, dan Diabetes Melitus.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2004 (http://www.kolesterol.web.id) ( Diunduh pada 28 November 2010.

Askandar. TJ, 1997. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Baraas.f, 1998, Mencegah Serangan jantung dengan Menekan Kolesterol, Penerbit P.T.  Utama Gramedia Pustaka, Jakarta.

Boedisantoso A, 1999. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Penerbit FKUI, Jakarta.

Dinas Provinsi Sul-Teng, 2004, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Penerbit Dinas Kesehatan, Palu.

Ganong. W, 1995, Buku Ajar Fisologi Kedokteran, diterjemahkan oleh Petrus, edisi 3, EGC , Jakarta.

Gsianturi, 1995, Kelebihan Karbohidrat Penyebab Diabetes. (http://www.suarapembaruan.co.id/News/2005/02/19/index.html), Diunduh pada tanggal 25 November, 2010.

Hariawan, Kadek. 2008. Ilmu Penyakit Dalam. Artikel ilmiah FK Unud, Denpasar.  

Haryati, 1999, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Pada Usia Lanjut, Skripsi Yayasan Husni Tamrin, Jakarta.

Laboratorium Kesehatan Palu, 2010. Profil UPT Laboratorium Kesehatan Palu, Penerbit Laboratorium Kesehatan, Palu.

Martahan, S. 2004, Gizi Kesehatan Masyarakat, STIKIJ, Palu.

Marvyn. L, 1995, Hipertensi Pengendalian Lewat Vitamin, Gizi dan Diet, Penerbit Arcan, Jakarta.

Sarwono, W. 1996, Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi ke tiga Penerbit FKUI, Jakarta.

Siswono. 2006.  Bahaya Dari Kolesterol Tinggi.  http://www.gizi.net/cgi-bin/ berita/fullnews.cgi?newsid997059568,35248,. ( Diunduh pada tanggal 13 Desember 2010).

Notoadmojo, 2000.  Metode Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Soeparman, S, 1999, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Penerbit FKUI, Jakarta.

Soewondo, 1995. Gejala klinik Diabetes. (http://www.Jtptunimus-gdl-abrinarind-5286-2-Bab2.pdf). (Diunduh pada tanggal 26 movember, 2010).

Soegondo, S, 1999. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Penerbit FKUI, Jakarta.

Wiryowidagdo, M. 2002, Tanaman Obat Untuk Penyakit Jantung, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta.

Yulizar, 2005. Pemeriksaan Diabetes Secara Laboratorium, Penerbit Dirjen Pelayanan Medik, Jakarta.

Zimmet  P.,  Mc Carty.  1997.  Mainsteaming  the  metabolic  syndrome:  a definite definition. Medical Journal of Australia. 183:175-176.



                                                                                                                  
















LAMPIRAN – LAMPIRAN










1.        Kerangka Penelitian
Penerimaan Pasien
Pengambilan Sampel
 





Pemeriksaan Kadar Kolesterol
Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
                                               

Analisis Data
Pengumpulan Data
Penyajian Data
 










Gambar 1 : Kerangka Penelitian Hubungan Kadar Kolesterol dengan Kejadian Diabetes Melitus.

2.       
Pola Makan
Kerangka Teori
Kolesterol
Hipertensi
Jenis Kelamin
Umur
Berat Badan
Gangguan Hormon Insulin
Kurang Olahraga
DM
Pola Hidup
Pemeriksaan Serum
 
















Gambar 2. Kerangka Teori Hubungan Kadar Kolesterol dengan Kejadian Diabetes Melitus.


Keterangan :
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus Diabetes Melitus seperti kolesterol, hipertensi, jenis kelamin, umur, gangguan insulin, berat badan, dan kurang olahraga. Namun dalam penelitian ini, hanya diteliti kadar kolesterol terhadap kejadian Diabetes Melitus. 
3.        Kerangka Konsep
Kadar
Kolesterol
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Umur

DM
 







Keterangan           :
               : Variabel Independen
               : Variabel Dependen
               : Variabel yang diteliti
               : Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2. Kerangka Konsep Hubungan Kadar Kolesterol dengan Kejadian Diabetes Melitus

4.        Defenisi Operasional dan Kriteria objektif
4.1         Variabel Dependen (Diabetes ellitus).
1.         Defenisi Operasional
Yang dimaksud Diabetes ellitus dalam penelitian ini adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa darah seseorang meningkat, dikatakan tinggi bila kadar glukosa darah puasa (GDP) 125 mg/dl dan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) 200 mg/dl.
2.         Kriteria Objektif
DM                  : Bila kadar glukosa darah puasa ≥ 125 dan atau
  kadar glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl.
Non DM          : Bila kadar glukosa darah puasa < 125 mg/dl dan atau
                          kadar glukosa sewaktu < 200 mg/dl (Yulizar,
2005).
4.2         Variabel Independen (Kadar Kolesterol)
1.         Defenisi Operasional
Yang dimaksud kadar kolesterol dalam penelitian ini adalah suatu keadaan dimana kadar lemak darah akan meningkat bila kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl, dan dikatakan normal bila kadar kolesterol < 200 mg/dl.


2.         Kriteria Objektif
Tinggi  : Tinggi, bila kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl,
Normal            : Normal, bila kadar kolesterol < 200 mg/dl


















3.        Analisis Data
Kadar Kolesterol dengan kejadian diabetes melitus

CrossTab
Kadar Kolesterol
Kejadian Diabetes Melitus

Total
≥ 125 mg/dl
< 125 mg/dl
Kadar Kolesterol ≥ 200 mg/dl
38
66,7%
19
33,3%
57
100%
Kadar Kolesterol < 200 mg/dl
21
36,2%
37
63,8%
58
100%
Total
59
51,3%
56
48,7%
115
100%















Dokumentasi Penelitian











Gambar 1. Pengambilan Sampel Darah Pasien














Gambar 2. Sampel Pasien yang telah diambil












Gambar 3. Laboratorium Pemeriksaan Kadar glukosa dan Kadar Kolesterol









Gambar 4. Clinipette dan Tip








Gambar 5. Reagen Glukosa dan Kolesterol








Gambar 6. Sampel diinkubasi dengan menggunakan waterbatt









Gambar 7. Water Batt







Gambar 8. Sampel dideteksi dengan menggunakan photometer 5010









Gambar 9. Photometer 5010
RIWAYAT HIDUP
Moh. Syahrir lahir di Palu pada tanggal 12 September 1989. Anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ishak Bahren Thaiyeb dan Muslimah Matrani. Pendidikan yang ditempuh selama ini, dimulai dari taman kanak – kanak di Tk Alkhairat Bayaoge Palu.
Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD Negeri 21 Palu dan lulus pada tahun 2001. Pendidikan yang selanjutnya adalah Sekolah Menengah Pertama ditempuh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Palu Barat dan lulus pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2004 melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas ditempuh di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, melalui jalur SPMB Lokal melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Universitas Tadulako Palu dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Jurusan Biologi. Selama menjalankan studi di Perguruan Tinggi pernah mendapatkan beasiswa yaitu beasiswa BBM. Pengalaman organisasi dimulai dari Jurusan Biologi sendiri dan diangkat menjadi Kabid Informasi dan Komunikasi. Pada tahun 2008 diangkat sebagai salah satu Kepala Bidang di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) di Komisariat Tehnik MIPA. Pada tahun 2009 diangkat sebagai Ketua Bidang Humas di Unit Kegiatan Mahasiswa di Fakultas MIPA yaitu Badan Riset Mahasiswa (BRM).
Pada saat duduk di semester 5 (lima) mulai mengambil konsentrasi. Konsentrasi yang diminati adalah Konsentrasi Biologi Medik dari empat konsentrasi yang ada pada Jurusan Biologi. Pengalaman dalam studi sejak semester 2 (dua) sampai selesai diangkat menjadi asisten dosen sampai saat ini. Mata Kuliah atau Praktikum yang pernah dibawakan adalah Biologi Umum, Biologi Molekuler, Anatomi Hewan, Morfologi Tumbuhan, Taksonomi Hewan Invertebrata, Embriologi, Histologi, Mikrobiologi Umum, Mikrobiologi Kesehatan, Bakteriologi, Helmintologi, dan Parasitologi.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar